6 Rasio Keuangan Dalam Investasi Saham

Saat ini berinvestasi merupakan hal yang lazim dijumpai, baik dari kalangan pelajar hingga kalangan pengusaha semua memiliki ketertarikan pada dunia Investasi.

Tak terkecuali saya, sejak pertengahan 2019 lalu saya mulai tertarik ke dunia investasi saham. Banyak ikut forum forum saham di facebook sampai pada akhirnya saya sedikit dipusingkan oleh beberapa istilah yang awalnya asing.

Yups, ternyata itu merupakan istilah-istilah dari rasio keuangan yang digunakan oleh investor untuk menilai sebuah emiten yang dituju.

Ini merupakan tulisan pertama saya yang membahas mengenai saham di blog ini, mungkin kedepannya saya akan banyak menuliskan mengenai apa saja yang ada di dunia investasi saham yang saya ketahuin.

Baklah langsung menuju ke topik pebahasan

Rasio Keuangan Dalam Memilih Saham

Erning Per Share (EPS)

Earning Per Share atau bisa disebut dengan pendapatan per lembar saham merupakan laba yang diperoleh perusahaan kemudian dibagi dengan lembar saham yang diterbitkan oleh perusahaan.

Dengan kata lain, jika perusahaan memiliki nilai EPS Rp100,- maka perusahaan tersebut bisa menghasilkan laba sebesar Rp100,- per lembar saham.

Nah jika sebuah emiten memiliki katakanlah 10.000.00 lembar saham dengan nilai EPS Rp100,- maka dapat diperoleh laba sebesar 10.000.000 x Rp100 = Rp1.000.000.000,- Maka perusahaan memiliki earing sebesar satu miliar rupiah.

Jadi semakin tinggi nilai EPS maka perusahaan tersebut bisa dikatakan tumbuh.

Price Earning Ratio (PER)

PER merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara harga saham dengan laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

Biasanya para investor akan mencari PER yang rendah karena jika nilai PER rendah maka perusahaan dianggap relatif lebih murah daripada yang lainnya.

Rumus perhitungan PER sendiri adalah Harga saham dibagi dengan EPS

Price Book Value (PBV)

Selanjutnya adalah PBV, rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku perusahaan.

Jadi PBV ini merupakan sebuah acuan yang menunjukkan seberapa mahal harga saham terhadap nilai buku. Semisal, sebuah saham memiliki harga pasar sebesar Rp4.000,- per lembar saham, sedangkan nilai buku perusahaan tertulis hanya Rp2.000,- per lembar saham maka PBV nya adalah 2x.

Jika kamu ingin berinvestasi jangka panjang, alangkah baiknya untuk memilih saham dengan PBV yang masih keceil. Namun kendati demikian, PBV yang terlalu kecil dikhawatirkan perusahaan tidak diminati investor.

Return On Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) atau bisa disebut return saham terhadap modal merupakan sebuah rasio yang munjukkan nilai laba bersih dibagi total ekuitas yang dimiliki perusahaan.

Semakin tinggi ROE maka perusahaan dinilai bagus untuk dipilih. Biasanya ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengelola ekuitas yang dimilikinya dengan baik sehingga dapat menghasilkan laba yang besar.

Debt To Equity Ratio

DER adalah sebuah rasio yang digunakan untuk menilai perbandingan antara utang dan total ekuitas. Jika nilai utang dinilai terlalu besar terhadap ekuitas maka perusahaan tersebut memiliki risiko yang tinggi juga.

Dividend Yield (DY)

Saya rasa semuanya pasti sudah [aham dengan rasio yang satu ini. Yups rasio ini merupakan dividen per lembar saham dibagi dengan harga saham saat itu.

Sehingga semakin tinggi rasio divided yield maka akan semakin menguntungkan investor yang mengharapkan pendapatan dari dividend yang diterima.

Mungkin itu dulu beberapa rsio keungan dalam investasi saham yang bisa saya sampaikan, mungkin saya akn terus menuliskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan investasi.

Soo stay tune yaaa…

Rafli Novianto
Rafli Novianto

Hanya orang biasa yang bernapas melalui hidung

Articles: 41

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *